Menangkap Pesan Sosial Ibadah Puasa

Kita patut bersyukur karena diberikan kesempatan untuk melaksanakan ibadah puasa Ramadhan. Ramadhan merupakan sarana bagi manusia dalam mengendalikan diri dari segala bentuk hawa nafsu. Ramadhan mengandung berbagai keistimewaan karena merupakan bulan ibadah, pendidikan dan bulan yang mulia. Tak heran, jika Ramadhan merupakan bulan yang ditunggu-tunggu oleh setiap muslim karena bulan Ramadhan merupakan penghulu dari seluruh bulan dalam satu tahun.

Ramdhan menjadi momentum terbaik untuk meningkatkan ibadah dan amal saleh dengan mengerjakan ibadah shalat secara berjamaah, membaca Al-Qur’an, berzikir, qiyamul lail, i’tikaf, bersedekah dan mengajarkan ilmu agama kepada keluarga atau masyarakat.

Menurut Ilyas (2016), puasa bukan sekadar sebuah perintah dan kewajiban melainkan bentuk ketaatan yang memiliki banyak hikmah bagi umat Islam. Puasa itu sendiri memiliki banyak korelasi dan kebermanfaatan pada banyak sisi.

Kesalehan Sosial

Di antara tujuan puasa Ramadhan adalah mencetak manusia-manusia bertakwa yang di dalamnya mengandung dua dimensi sekaligus, yaitu membentuk manusia yang saleh spiritual dan sosial. Dalam konteks ini, puasa tidak hanya membentuk kesalehan pribadi (individual), tetapi juga kesalehan sosial. Ketika berpuasa kita harus menahan diri dari lapar dan haus. Kondisi ini menjadi latihan agar seseorang lebih peka terhadap segala penderitaan saudara-saudaranya yang hidup dalam keterbatasan ekonomi (miskin).

Kesalehan sosial menjadi elemen penting bahwa bulan suci Ramadhan mengajarkan umat Islam untuk peduli terhadap sesama. Karena itu, kita dianjurkan untuk memberikan buka puasa kepada sesama muslim dan memperbanyak sedekah kepada kaum dhuafa.

 Sejatinya, puasa yang dijalankan dengan benar dan penuh penghayatan akan melahirkan orang-orang yang memiliki kesalehan sosial tinggi, yaitu peduli terhadap berbagai masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran, kebodohan dan lain-lain. Orang-orang yang berpuasa juga akan memiliki solidaritas sosial terhadap orang lain yang tertimpa musibah dengan menyalurkan berbagai bantuan yang dibutuhkan, termasuk membantu saudara sesama muslim di Palestina yang menderita akibat gempuran Israel.

Rasulullah telah memberikan teladan terkait kepeduliannya terhadap orang lain di mana dijelaskan dalam sebuah hadis bahwa Nabi Muahmmad saw merupakan orang yang paling dermawan dan sifat kedermawanannya itu lebih menonjol pada bulan suci Ramadhan.

Dengan demikian, sudah semestinya bulan Ramadhan ini kita jadikan sebagai media untuk memperbaiki kualitas ibadah kepada Allah Swt sekaligus mendidik diri untuk semakin peduli terhadap penderitaan orang lain.

Makna sosial ibadah puasa menggambarkan bahwa ibadah yang dilakukan setiap individu mesti memiliki dampak pada kehidupan sosial. Itu artinya, selain mampu meningkatkan ketakwaan, puasa pada bulan Ramadhan juga mendorong kita untuk saling membantu, mempererat tali persaudaraan dan saling mendoakan antarumat beragama. Akhirnya, semoga Ramadhan kali ini mampu menjadikan kita sebagai manusia yang bertakwa sekaligus bermanfaat untuk orang lain. Wallahu a’lam bishawab.

*Artikel ini dimuat di Tribun Sumsel, 20 Maret 2024

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *